my motivator

Posted: Desember 30, 2010 in Uncategorized

Motivasi itu terletak di dalam hati setiap individu. Untuk bisa membangun suatu motivasi seseorang harus bisa menata hatinya. Satu kunci utama yang membuat saya termotivasi untuk tetap semangat dalam menjalani hidup ini adalah Allah SWT. Dialah dzat yang menciptakan saya dan seluruh benda yang ada di langit dan di bumi. Apapun yang saya terjadi dalam hidup saya, segala perasaan yang saya alami baik sedih, senang, bahagia, kecewa, sehat, sakit dan gambaran emosi diri lainnya, saya yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah-lah yang mengatur semua itu. Tujuan hidup saya adalah ingin bertemu dengan Allah dan mati dalam keadaan khusnul khotimah. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi saya agar beribadah, belajar, bertaqwa dan berjuang di jalan-Nya.

Hal kedua yang memotivasi diri saya agar semangat dalam meraih cita-cita adalah kedua orangtua. Terutama sosok ibu yang telah mengandung, merawat dan mendidik saya, mulai dari saya kecil dan belum mengerti apapun sampai saya menjadi seorang yang bisa dan mengerti apa makna hidup ini. Ibu adalah orang pertama yang harus tahu segala sesuatu yang terjadi pada saya. Beliaulah yang memberi banyak sekali nasehat dan petuah agar saya tetap tersenyum di kala sedih, dan bersyukur di kala senang.

Bapak, seorang kepala keluarga yang juga berperan besar dalam hidup saya. Beliaulah yang membuat saya menjadi mandiri, berpikir secara dewasa dan memberikan arti bahwa hidup itu perjuangan dan tidak boleh pantang menyerah. Apapun hasilnya nanti serahkan kepada Allah, yang terpenting adalah usaha kita dalam mencapai sesuatu harus dilakukan secara maksimal. Karena nasehat bapak pula, saya mampu menghasilkan uang sendiri. Sejak SMA saya memulai usaha bisnis pulsa, berjualan opak dan bros yang terbuat dari benang. Meski waktu istirahat di sekolah saya jarang ke kantin karena harus berjualan, namun saya tidak pernah malu. Bukan berarti saya tidak punya teman lho, malah kenalan saya semakin banyak, mulai dari teman sekelas, diluar kelas, kakak dan adik kelas, bahkan para guru. Karena saya yakin itu baik untuk diri saya. Hasilnya, saya bisa membeli sebuah handphone, membayar uang rekreasi ke bali, dan beberapa peralatan diri. Sedikit meringankan biaya orangtua.

Dan kelima adik saya pun termasuk dalam daftar orang yang memotivasi diri saya. Sebagai anak pertama, saya dituntut agar menjadi contoh teladan yang baik bagi mereka. Mereka akan termotivasi untuk mengejar cita-cita mereka jika melihat saya telah menjadi orang sukses. Oleh karena itu, saya harus bisa menjadi orang yang sukses dalam menggapai cita-cita. Dengan segala daya dan tenaga yaang harus dikerahkan secara optimal, sehingga hasil yang dicapai pun akan maksimal.

Beberapa saudara dari keluarga dan orang-orang terdekat yang sekarang telah bekerja dari ilmu yang mereka dapatkan juga menjadi deretan motivator hidup yang membuat saya semangat untuk belajar lebih giat lagi. Seperti Aisyah Aminy (Statistika ITS,2005), Ali Hasymi (Matematika UNAIR,2003), Nur Elisa Faizaty (Agribisnis IPB,2007), M.Affifudin (Sosiologi UNEJ,2004) dan Nofa Ria Sagita (Fisika ITS,2006). Adapun beberapa orang baik dan sangat peduli terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar seperti orang-orang dari lembaga dan organisasi LAZIM, PMII dan AL-KHIDMAT Pegiren. Mereka jualah yang mendongkrak semangat saya agar senantiasa beramal, melakukan segala sesuatu dengan ikhlas, rendah hati, dan sifat baik lainnya. Pesan yang paling saya ingat adalah bahwa ”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.

Sekarang, saatnya meningkatkan kualitas diri. Dengan berpikir positif, ikhlas, jujur, antusias serta senyum dan semangat akan memancarkan energi positif dalam diri seseorang. Dan hal itu juga mampu membuat orang lain turut merasakan energi positif yag terpancar dari kita. ”Giving is receiving” jangan pernah menunggu sampai merasa mampu untuk memberi. Karena sesungguhnya hanya Allah sajalah yang mampu untuk memberi. Mulailah dari diri sendiri dan saat ini juga, now or never.

Tinggalkan komentar